Saturday, April 25, 2015

TENTANG JESUS ANAK TUHAN? (Bahagian 3)



ULASAN ATAS KENYATAAN DARI WHATSAPP (TENTANG JESUS ANAK TUHAN?)
(Bahagian 3)

Ulasan oleh: Mohd Safwan bin Mohd Rusydi



Kenyataan dari whatsapp: Salah satu sebab kenapa umat Islam tidak dapat menerima Kristian adalah kerana mereka dibutakan Imam-imam yang memberikan ajaran yang salah tentang Quran dan tentang Yesus. Sebab itu orang-orang Kristian menyatakan yang Firman itu adalah Anak Allah.
 
Ulasan saya: Orang-orang kristian menyatakan Firman itu adalah Anak Allah itu kah yang benar? Apakah sebenarnya yang dimaksudkan dengan perkataan“Anak Allah” di dalam bible? Sebab di dalam bible bukan hanya Jesus (Nabi Isa a.s) yang digunakan perkataan “Anak Allah.” Bahkan banyak. Mari kita perhatikan beberapa ayat berikut:
 
(1) Dalam kitab Lukas bab 3 ayat 23 hingga 38 menceritakan berkenaan salasilah (keturunan) Jesus. Sungguh menghairankan bukankah Jesus sebenarnya tidak mempunyai bapa, namun mengapa dikaitkan dengan salasilah ini.  Lihat ayat ini:
 
“Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli,” Lukas 3: 23.
 
Jika hanya anggapan orang, mengapa dimasukkan sebagai salasilahnya? Bukankah lebih benar jika salasilahnya dilihat dari sebelah Ibunya (Maryam)?  
 
Dan ayat yang terakhir:
 
“..anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah.” Lukas 3: 38. Ini bererti Nabi Adam juga anak Allah?
 
(2) Seterusnya kisah tentang Tuhan telah menciptakan manusia lalu menyesal kerana perbuatan manusia. Lihat apa kata Tuhan dalam Bible:
 
Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." Kejadian 6: 7.
 
Seterusnya lihat pada ayat yang ke 2 dan ke 4 terdapat perkataan anak-anak Allah:
 
“Maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.” Kejadian 6: 2.
 
“Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan.” Kejadian 6: 4.
 
Berapa sebenarnya anak Allah? Namun mengapa hanya Jesus yang orang-orang Kristian maksudkan sebagai anak Allah?
 
(3) Bahkan bible mengatakan Tuhan ada anak sulung? Lihat ayat ini:
 
“Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;” Keluaran 4: 22.
 
Namun dalam ayat yang lain pula:
 
“Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku.” Yeremia 31: 9.
 
Siapakah sebenarnya anak sulung Tuhan Israel atau Efraim? Bukankah kedua ayat di atas ini bertentangan?
 
(4) Dalam kitab Mazmur bab 2 ayat 7:
 
“Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.”
 
Tuhan berkata “Anak-Ku engkau” yakni Nabi Daud diperanakkan pada hari tersebut iaitu sekitar beliau berumur sekitar 40 tahun?
 
(5) Dalam kitab Roma  bab 8 ayat 14:
 
“Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.”
 
Demikian bahasa Bible menceritakan dengan banyak menggunakan perkataan “anak Allah”. Mungkin orang-orang kristian dengan mudah akan menjawab itu hanyalah “perumpamaan” atau “kiasan”. Namun ketika mana ayat serupa ditujukan kepada Jesus (Nabi Isa a.s) mengapa orang-orang Kristian tidak mahu merujuk maknanya kepada “perumpamaan” juga?
 
Sebab itulah Al-Quran memperingatkan kepada ahli kitab (Yahudi dan Nasrani):
 
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
 
“Demi sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Bahawasanya Allah ialah salah satu dari tiga tuhan". Padahal tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Tuhan yang Maha Esa. dan jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, sudah tentu orang-orang yang kafir dari antara mereka akan dikenakan azab seksa yang tidak terperi sakitnya.” (Al-Maidah 5: 73).
 


Kenyataan dalam whatsapp: Sehingga ayat yang terakhir: Persoalannya, sekiranya Allah mempunyai Anak, Allah juga mempunyai Isteri bukan? Siapakah Isteri Allah ?
 
Dalam Quran menyatakan yang Allah dapat melihat tanpa memerlukan mata,
Allah dapat mendengar tanpa memerlukan telinga,
Allah dapat bercakap tanpa memerlukan lidah.
 
Jadi, oleh itu, Allah juga boleh mempunyai Anak tanpa memerlukan Isteri.
 
Ulasan saya: Allah boleh mempunyai Anak tanpa memerlukan isteri?! Maha suci Allah dari apa yang mereka perkatakan. Mari kita ulangi, jika Allah punya anak, maka siapakah sebenarnya anak Allah? Adam atau Israel, atau Efraim, atau Daud, atau semua yang dipimpin Roh Allah?
 
Baiklah mari kita mengkaji pula apakah yang dimaksudkan dengan “ROH” di dalam kitab Bible. Mari kita lihat kitab 1 Yohanes bab 4 ayat 1:
 
“Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap ROH, tetapi ujilah ROH-ROH itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.”
 
Penjelasan makna ayat di atas: Ayat ini terdiri dari dua rangkai ayat iaitu:
 
(1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap ROH, tetapi ujilah ROH-ROH itu.
 
(2) Apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
 
Dengan mudah rangkaian pertama “ROH” ditafsirkan (dijelaskan) dengan rangkaian kedua iaitu “Nabi-Nabi”. Sehingga maksudnya, “Janganlah percaya akan setiap Nabi, tetapi ujilah nabi-nabi itu.”
 
Kita lanjutkan kepada ayat seterusnya iaitu 1 Yohanes bab 4 ayat 2:
 
“Demikianlah kita mengenal ROH ALLAH: setiap ROH yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah.”
 
Penjelasan makna ayat di atas: Apakah maksud ROH pada ayat yang kedua ini tidak ada kaitan dengan ayat pertama? Lihat perkataan “Demikianlah” yang merupakan kesimpulan dari ayat pertama (1 Yohanes 4: 1). Maka ayat di atas menjelaskan kepada kita bahawa jangan mudah percaya kepada setiap Roh (Nabi), tetapi hendaklah terlebih dahulu menguji setiap Roh (Nabi) tersebut. Apakah bentuk ujian yang perlu dilakukan? Bagaimana kita dapat mengenal diantara Roh (Nabi) yang benar dan Nabi yang palsu? Itulah yang dinyatakan pada ayat kedua:
 
“Demikianlah kita mengenal Roh (Nabi) ALLAH: setiap Roh (Nabi) yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah.”
 
Umat Islam yang diajar supaya menghormati dan menerima seluruh nabi-nabi yang ada sama ada yang disebutkan namanya dalam Al-Quran mahupun yang tidak disebutkan termasuklah Nabi Isa a.s. Inilah ajaran yang di bawa oleh Nabi Muhammad s.a.w.
 
Firman Allah SWT:
 
قُولُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالْأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَمَا أُوتِيَ النَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
 
“Katakanlah (Wahai orang-orang yang beriman): "Kami beriman kepada Allah, dan kepada apa yang diturunkan kepada Kami (Al-Quran), dan kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dan Nabi Ishak dan Nabi Yaakub serta anak-anaknya, dan juga kepada apa yang diberikan kepada Nabi Musa (Taurat) dan Nabi Isa (Injil), dan kepada apa yang diberikan kepada Nabi-nabi dari Tuhan mereka; Kami tidak membeza-bezakan antara seseorang dari mereka (sebagaimana yang kamu -Yahudi dan Nasrani/Kristian- membeza-bezakannya); dan Kami semua adalah Islam (berserah diri, tunduk taat) kepada Allah semata-mata".” (Al-Baqarah 2: 136)
 
Bahkan dalam agama Islam, setiap nama nabi yang disebutkan, kami dianjurkan untuk menyebut ‘Alaihissalam’ atau ringkasnya (a.s) yang bermaksud semoga kesejahteraan dilimpahkan ke atasnya.
 
Seterusnya lihatlah keajaiban di dalam Yohanes bab 16 ayat 4 hingga 15 yang menceritakan tentang pekerjaan penghibur iaitu Roh (Nabi) kebenaran setelah Nabi Isa a.s diangkat ke langit.
 
Selesai bahagian 3.

1 comment: